“Jadikanlah harimu produktif, apakah sedikit ataukah banyak. Karena setiap siang dan malam yang berlalu, kehidupanmu berkurang sebanyak itu.” (Theragatha. 451) |
Kebanyakan orang tidak bisa mengatur waktu dengan baik. Akibat dari tidak bisanya mengatur waktu menyebabkan aktifitas mereka menjadi berantakan. Terkadang ada hal-hal yang seharusnya dikerjakan tetapi tidak bisa dikerjakan karena tidak pandai mengatur waktu. Kalau sudah seperti itu kehidupan mereka menjadi semrawut dan kacau. Waktu terus berlalu dan kita tidak bisa mengembalikan waktu yang sudah berlalu. Setiap hari adalah awal kehidupan, setiap waktu adalah saat terbaik untuk mawas diri (Dharma Master Cheng Yen). Waktu sangatlah berharga, untuk itu kita harus pandai-pandai mengatur waktu, jika tidak kehidupan kita akan menjadi sia-sia.
Pernah suatu ketika ada orang berbicara kepada saya. Orang tersebut berkata, “ketika saya masih bujangan saya aktif dalam kegiatan keagamaan. Namun setelah saya berumah tangga saya sangat jarang melakukan aktifitas keagamaan. Saya tidak punya waktu” Sebagian besar orang merasa tidak punya waktu, sebagian lagi beralasan terlalu banyak kesibukan. Apakah kehidupan kita harus sesibuk itu dan tidak bisa menyempatkan barang satu menit untuk hening sejenak? Persoalan yang sebenarnya bukan soal waktu tetapi kemauan dan tanggung jawab dari orang tersebut.
Sejenak kita menengok sejarah Sang Buddha. Sang Buddha adalah seorang guru yang pandai mengatur waktu. Waktu demi waktu dipergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan pribadi Beliau, para bhikkhu,
upasaka-upasika dan juga kepentingan makhluk lain. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Jika kita melihat keseharian Sang Buddha, Beliau memberikan contoh dan menunjukan kepada kita semua bahwa waktu itu sangat berharga. Jangan sia-siakan kehidupan kita untuk hal yang tidak bermanfaat.
Pesan Sang Buddha menjelang Parinibbana patut menjadi perenungan bagi kita semua. Beliau mengajak kita semua untuk selalu berjuang dengan sungguh-sungguh karena kehidupan ini tidak kekal. Kita tidak bisa memastikan kehidupan kita akan bertahan berapa lama. Yang pasti kehidupan ini akan berujung pada kematian. Jika kita terus saja beralasan tidak punya waktu dan terlalu banyak kesibukan maka kita akan kehilangan banyak kesempatan untuk memperbaiki diri. Berusahalah untuk menghargai waktu karena waktu memang sangat berharga.
Apa yang harus dilakukan dengan waktu? Waktu kita sehari semalam 24 (dua puluh empat jam). Waktu yang cukup panjang. Selama 24 jam tentunya kita punya aktifitas. Dari aktifitas kerja, olah raga, jalan-jalan hingga kita punya waktu untuk tidur. Dari sekian banyak waktu bisakah kita menyisihkan untuk kepentingan batin kita? Kepentingan batin seringkali terlantar dan tersisih oleh aktifitas lainnya. Padahal batin ini sangat penting karena dengan batin yang terus diolah akan menyebabkan hidup kita menjadi lebih baik. Oleh karena itu, selama 24 jam itu kita harus bisa membagi waktu dengan baik.
Dengan menghargai waktu kita punya kesempatan untuk menjadi orang yang baik dan sukses. Dengan waktu yang diatur sedemikian rupa akan membuat kerja kita mejadi maksimal dan tidak terbuang sia-sia. Kita memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Kesempatan untuk menjadi orang sukses dan orang berkualitas ada ditangan kita. Semuanya berpulang pada setiap individu. Individu yang bisa mengatur waktu dan memaksimalkan aktifitasnya memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi orang yang sukses dan berkualitas.
Hargailah waktu jika anda ingin menjadi lebih baik. Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya jika anda ingin menjadi orang sukses dan berkualitas. Jika gagal menghargai waktu maka kehidupan kita akan menjadi
sia-sia. Mereka yang sukses secara duniawi maupun sukses secara batin adalah orang-orang yang bisa mengatur waktu dengan baik. Hari-hari mereka diisi dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Ingat! Siang dan malam yang terus berlalu, kehidupan kita berkurang sebanyak itu. Oleh karena itu lakukan hal yang produktif dalam kehidupan ini.
Sumber : Bhikkhu Abhayanando (Dhamma Inspirasi Kehidupan, kumpulan tulisan)
0 komentar:
Posting Komentar