TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG "DharmaVirya.Blogspot.com", "Selalu Semangat, Belajar, dan Menjalankan Dhamma", Semoga Blog ini bermanfaat untuk orang banyak,.... JANGAN BOSAN-BOSAN YA,.. DI TUNGGU KEDATANGANNYA KEMBALI :)

DharmaVirya To Android

Untuk memudahkan Sahabat membaca artikel-artikel dan update selalu dari blog DharmaVirya.
kini telah hadir digengamanmu, sebuah aplikasi DharmaVirya diandroid,. 
Sahabat bisa langsung Download GRATISSSSS 

CLIK DOWNLOAD

Kamis, 07 Juli 2011

Dua Jalan Pengetahuan

Banyak permasalahan sosial dan kultural yang kita hadapi saat ini berakar dari perpecahan tajam yang telah membagi peradaban Barat ke dalam ilmu pengetahuan dan agama, di mana ilmu pengetahuan menyatakan bahwa pengetahuan dapat dibuktikan berdasarkan penyelidikan-penyelidikan di dunia ini, sedangkan agama hanya dapat berbuat sedikit lebih banyak daripada panggilan keimanan dan kepatuhan terhadap perintah-perintah yang menuntut pengendalian, disiplin diri, dan pengorbanan. Karena agama, sebagaimana yang telah dipahami selama ini, lebih sering menekankan pada janji-janji yang menggembirakan dan hukuman-hukuman yang memberatkan, yang menarik kesetiaan kita seringkali dengan cara yang tidak benar, ketika pandangan benar yang dibawanya berdiri dengan penuh kesulitan melawan slogan-slogan yang diberikan pada kita melalui TV, radio, dan papan iklan– untuk menikmati hidup sepuas-puasnya selagi kita bisa. Sebagai akibatnya, sebagian besar umat manusia saat ini tidak lagi mengenal agama sebagai panduan atau jalan hidup yang benar, meninggalkan tanpa pilihan lainnya dan dengan gegabah masuk ke dalam agama duniawi konsumerisme dan  hedonisme (paham yang bertujuan mencari kesenangan semata-mata). Begitu seringnya, sehingga mereka yang berada dalam kelompok keagamaan, yang merasakan ancaman dari  sekularisme (paham duniawi) terhadap keamanan mereka sendiri, merasa dikendalikan pada fundamentalisme agresif dalam suatu tawaran menyedihkan untuk menyelamatkan kesetiaan pada tradisi.

Tantangan untuk membangun sebuah dasar bertingkah laku dalam dunia saat ini telah menjadi hal yang sulit karena sebagai salah satu akibat dari dominansi ilmu pengetahuan adalah memudarnya nilai-nilai kehidupan. Ketika banyak ilmuwan, dalam kehidupan pribadinya, menyatakan pandangannya mengenai kedamaian dunia, keadilan politik, dan keseimbangan ekonomi yang lebih baik, pandangan dunia yang diberikan oleh ilmu pengetahuan modern membuat nilai-nilai kehidupan tidak memiliki dasar pijakan objektif. 
Dari sudut ini, akar dan dasarnya adalah murni subjektif, dan oleh karena itu mereka membawa serta semua pandangan dari pemikiran subjektif: menjadi individual, pribadi, relatif, bahkan berubah-ubah. Akibat utama dari hal ini, dengan mengecualikan perhatian baik yang diberikan ilmuwan-ilmuwan yang bertanggung jawab, telah memberikan lampu hijau pada gaya hidup yang didasarkan pada kesenangan pribadi dan kekuasaan yang ditujukan untuk mengeksploitasi makhluk lain.

Ajaran Sang Buddha sendiri berbagi sebuah komitmen bersama dengan ilmu pengetahuan untuk membabarkan kebenaran mengenai dunia ini. Baik ajaran Sang Buddha maupun ilmu pengetahuan menggambarkan perbedaan yang jelas mengenai cara-cara berbagai benda atau hal muncul, dan 
hakekat sebenarnya dari benda-benda atau hal tersebut, dan keduanya mampu membuka pikiran kita dan memperoleh pandangan benar mengenai sifat alami dari benda-benda yang secara normal tersembunyi dari kita oleh pandanganpandangan keliru yang berdasarkan pada persepsi-persepsi dan ‘rasa umum’ (common sense). Meskipun demikian, selain persamaan ini, juga merupakan hal yang penting untuk membedakan perbedaan yang mencolok dalam tujuan yang hendak dicapai dan orientasi yang diberikan antara ajaran 
Sang Buddha dengan ilmu pengetahuan. Ketika keduanya mungkin memberikan pandangan yang sama mengenai sifat alami dari kenyataan-kenyataan, ilmu pengetahuan pada dasarnya merupakan rancangan yang didesain untuk memberikan kita objektivitas, pengetahuan faktual, dengan informasi yang berkaitan dengan ruang publik, sedangkan ajaran Sang Buddha merupakan sebuah jalan spiritual yang ditujukan untuk mengembangkan perubahan diri dan pencapaian cita-cita tertinggi, yang disebut pencerahan, kebebasan, Nibbāna. Dalam ajaran Sang Buddha, tantangan untuk mencari pengetahuan adalah penting yang tidak berakhir pada pengetahuan itu sendiri, tetapi karena sebab utama dari perbudakkan dan penderitaan yang kita alami adalah ketidak pedulian, tidak memahami hal-hal sebagaimana mereka adanya, dan oleh karenanya obat yang diperlukan untuk menyembuhkan diri kita sendiri adalah pengetahuan atau pandangan benar.

Selain itu, pengetahuan yang diperoleh melalui praktek Dhamma berbeda dari yang diperoleh melalui ilmu pengetahuan dalam beberapa hal penting. Yang terpenting, penglihatan pengetahuan bukanlah pencapaian secara sederhana yang diperoleh dari informasi objektif mengenai hal dan proses kerja dari fisik dunia, tetapi merupakan sebuah pengetahuan yang diperoleh secara mendalam terhadap sifat alami dari keberadaan seseorang. Sasarannya bukan untuk memahami kenyataan dari luar, melainkan dari dalam, dari pan-
dangan personal orang itu sendiri, pengalaman hidupnya. Seseorang tidak mencari pengetahuan faktual, melainkan pandangan benar atau kebijaksanaan, sebuah pengetahuan yang diperoleh sendiri, subjektif, yang mana seluruh nilai terdapat dalam dampak perubahannya terhadap hidup seseorang. Hubungan dengan dunia luar, sebagai sebuah objek pengetahuan, muncul hanya sejauh sebagaimana dunia luar tak dapat lepas kaitannya dalam pengalaman. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sang Buddha:  “Terdapat dalam tubuh 
ini, bersama dengan persepsi dan pemikirannya, yang Saya katakan sebagai dunia ini, hakekat dari dunia ini, akhir dari dunia ini, dan jalan untuk mencapai akhir dari dunia ini”. 

Karena ajaran Sang Buddha menggunakan pengalaman personal sebagai titik permulaannya, tanpa bertujuan untuk menggunakan pengalaman tersebut sebagai batu loncatan menuju tidak personal layaknya tipe objektif dari pengetahuan, Buddhisme mengandung semua spektrum kualitas yang diselubungi oleh pengalaman personal. Hal ini berarti bahwa ajaran Sang Buddha memberikan pertimbangan yang lebih baik terhadap nilai-nilai kehidupan. Bahkan lebih dari itu, nilai-nilai Buddhisme bukanlah hanya merupakan proyeksi dari pernyataan subjektif yang kita gunakan menurut sikap pribadi kita, kebutuhan sosial, atau kondisi lingkungan; sebaliknya, mereka tertulis dalam pola sesung-
guhnya sebagaimana terdapat dalam hukum gerak dan termodimanika. Karenanya nilai-nilai tersebut dapat dievaluasi: dinilai sebagai hal yang benar dan hal yang salah, dinilai sebagai hal yang sah dan tidak sah, dan bagian dari tugas kita untuk memberi arti hidup kita adalah menggali skema nilai-nilai yang sesungguhnya. Untuk menentukan gradasi sebenarnya dari nilai-nilai, kita harus mengarahkan perhatian kita ke dalam batin dan menggunakan kriteria subjektif dari penyelidikan; tetapi apa yang kita temukan, jauh dari menjadi sesuatu yang rahasia atau berubah-ubah, adalah sebuah bagian dari perintah objektif, diserap oleh hukum yang sama yang mengatur pergerakan planet-planet dan bintang-bintang.

Penegasan terhadap kenyataan objektif dari nilai-nilai kehidupan mengindikasikan perbedaan lainnya antara ajaran Sang Buddha dengan ilmu pengetahuan. Dalam tujuannya untuk memperoleh kebebasan dari pencerahan, sang pengamat harus menyelami perubahan yang terjadi di dalam diri yang dipandu oleh persepsi batin dari nilai-nilai sejati. Ketika ilmu pengetahuan murni dapat dianggap sebagai disiplin ilmu murni, tantangan dalam Buddhisme adalah keseluruhan disiplinnya yang hanya dapat diimplementasikan dengan memperbaiki tingkah laku kita, menyucikan pikiran kita, dan menyaring kemampuan kita untuk mengamati 
proses tubuh dan pikiran kita sendiri. Latihan ini membutuhkan pengorbanan dalam menjalaninya, dan oleh karenanya panduan etika mendukung dan meliputi seluruh latihan dari awal, dalam perbuatan benar, hingga akhir, dalam pencapaian kebebasan sejati dari pikiran.

Apa yang sesungguhnya berharga adalah bahwa keyakinan etika dari latihan Buddhisme dan keyakinan kognitifnya bertemu dalam titik yang sama, pencapaian dari kebenaran 
‘tanpa aku’ (anattā). Hanya di sini ilmu pengetahuan menyamai Buddhisme dalam penemuannya dari proses alami alam, menyiratkan kurangnya elemen-elemen dasar yang tersembunyi di belakang barisan peristiwa-peristiwa. Tetapi hal ini berkaitan kembali dengan dasar-dasar perbedaannya. Dalam ajaran Sang Buddha, sifat ketidakkekalan dan tanpa inti bukanlah kesunyataan yang dapat dipahami oleh pengetahuan objektif dengan mudah. Hal tersebut berada di atas kebenaran eksistensial, sebuah dasar perubahan yang 
memberikan kunci menuju pemahaman dan kebebasan sejati. Untuk menggunakan kunci tersebut untuk membuka pintu menuju kebebasan spiritual, tujuan satu-satunya, kita harus mengatur tingkah laku kita pada dasar pemikiran bahwa pandangan mengenai aku atau inti hanyalah merupakan delusi (khayalan, kebodohan). Tidaklah cukup hanya dengan memberikan pandangan intelektual pada pandangan mengenai aku dan mengubahnya dalam permainan pikiran. Dasarnya haruslah ditembus dengan melatih diri kita untuk 
menemukan esensi dari diri dalam tempatnya yang tersembunyi halus dalam lubuk terdalam dari pikiran kita.

Sangatlah diharapkan bahwa para pemikir Buddhis dan para ilmuwan yang berpikiran terbuka, dengan saling membagi pandangan dan pemikirannya, dapat menunjukkan pada kita sebuah jalan efektif untuk menutupi celah antara pengetahuan objektif dan kebijaksanaan spiritual, dan oleh karenanya dapat membawa perdamaian antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas. Melalui cara ini, latihan spiritual akan menjadi bagian tak terpisahkan dari dasar pengetahuan, dan kombinasi latihan spiritual dan pengetahuan akan menjadi alat untuk mencapai hal yang terbaik, pencerahan dan kebebasan spiritual. Ini selalu menjadi posisi ajaran Sang Buddha, sebagaimana selalu terbukti oleh naskah-naskah kuno itu sendiri. Kita harus mengingat bahwa Sang Buddha, 
Yang telah mencapai penerangan sempurna, tidaklah hanya, seperti seorang ilmuwan,  lokavidū, ‘Pengenal segenap alam’ tetapi juga, di atas semuanya, adalah  vijjācaraņasampanno, 
‘Sempurna pengetahuan dan tindak tanduknya’.

Sumber :
Bhikkhu Bodhi
BPS Newsletter Cover Essay
No. 42 (2nd Mailing 1999)
© 1998 Bhikkhu Bodhi
Buddhist Publication Society
Kandy, Sri Lanka

0 komentar:

PROFIL ADMIN

Profil Admin:

dharmavirya.blogspot.com
Motto : "Selalu Semangat, Belajar, dan Menjalankan Dhamma"

 Namo Buddhaya,. Namo Dharmaya,. Namo Sanghaya,. _/|\_

Salam sahabat,...
selamat datang di blog Dharma Virya.

Sebelum panjang x lebar x tinggi :) saya "admin" ingin menampakan diri untuk sahabat dimanapun,.

Nama       : Dharma Virya
TTL          : Tangerang, 07-08-90
Pekerjaan : Design di Star Property
Kegiatan   : Kuliah, Futsal, Lion & Liong Dance, dan Ngeblog.

Walaupun blog ini milik pribadi tapi blog ini bersifat universal. 
Di blog ini memiliki artikel-artikel Dhamma berdasarkan ceramah-ceramah, majalah buddhis, situs buddhis, dan e-book. Yang saya sajikan untuk sahabat, semoga sahabat dapat memahami makna dhamma.

Dhamma  artinya  kebenaran  nyata  yang  dibabarkan  Sang  Buddha,  yang berisikan petunjuk lengkap untuk mencapai kebahagiaan. Dhamma Sang Buddha  bukan  hanya  sesuai  untuk  para  bhikkhu, samanera,  maupun mereka  yang  tinggal  di  vihara  saja.  Dhamma  Sang  Buddha  juga  sangat bermanfaat untuk para perumah tangga yang tinggal dalam masyarakat luas.

Tak hanya berisikan religi semata, tapi juga saya sajikan special untuk sahabat. Tentang berbagai macam cerita, iptek, sains, pengetahuan alam, dan kejadian-kejadian di Dunia.
================================================================

Blog ini memiliki banyak kekurangan, maka dari itu saya ingin sahabat dimanupun memberikan kritik dan saran agar blog ini menjadi lebih baik,.

Jika sahabat memiliki cerita dalam bentuk word, pdf, dll. Sahabat boleh berbagi ke saya dan akan  diposting kedalam blog ini,. sedikit berdana, membahagiakan banyak orang itu luar biasa,.

kirimkan krtik & saran, dan cerita menarik sahabat ke E-Mail : dharmavirya@gmail.com
jangan lupa biodata yg lengkap,. ok sahabat,. :)

Selamat beraktifitas kawan-ku
sabbe satta bhavantu sukhitatta "Semoga semua makhluk berbahagia"