TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG "DharmaVirya.Blogspot.com", "Selalu Semangat, Belajar, dan Menjalankan Dhamma", Semoga Blog ini bermanfaat untuk orang banyak,.... JANGAN BOSAN-BOSAN YA,.. DI TUNGGU KEDATANGANNYA KEMBALI :)

DharmaVirya To Android

Untuk memudahkan Sahabat membaca artikel-artikel dan update selalu dari blog DharmaVirya.
kini telah hadir digengamanmu, sebuah aplikasi DharmaVirya diandroid,. 
Sahabat bisa langsung Download GRATISSSSS 

CLIK DOWNLOAD

Senin, 23 Juli 2012

Keuntungan Mendahulukan Kepentingan Makhluk

Oleh : Y.M. Ling Rinpoche. Beliau adalah mantan Guru senior Y.M. Dalai Lama

Dalam ajaran mulia dikatakan, “Semua kebahagiaan di dunia ini datang dari mengedepankan kepentingan bagi semua makhluk; seluruh penderitaan datang karena keinginan untuk mementingkan dirisendiri.” Mengapa seperti ini? Dari harapan untuk mementingkan diri sendiri muncul pemikiran untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri bahkan dengan mengorbankan makhluk lain. Inilah yang menyebabkan terjadinya semua pembunuhan, pencurian, intoleransi, dan lainnya yang kita temui di sekitar kita. Selain menghancurkan
kebahagiaan pada kehidupan sekarang, aktivitas negatif  ini juga menanamkan benih karma untuk kelahiran mendatang di alam yang tidak menyenangkan: neraka, makhluk halus kelaparan, dan hewan. Keinginan untuk mementingkan diri sendiri juga bertanggung jawab atas setiap konflik, dari masalah keluarga hingga peperangan di dunia dan karma negatif  pun telah diciptakan karenanya.

Apa manfaat dari keinginan mengedepankan kepentingan yang lain? Jika kita mengharapkan makhluk lain bahagia, kita tidak akan pernah melukai atau membunuh mereka—hal ini juga mendukung kelangsungan hidup kita. Kita akan bersikap terbuka dan berempati dengan mereka serta hidup dengan bermurah hati, karma ini akan membuahkan hidup penuh kemakmuran di saat mendatang. Jika kita mengharapkan yang lain bahagia, bahkan ketika seseorang mencelakai atau membuat masalah pada kita, kita mampu menghadapi dengan cinta kasih dan kesabaran, karma ini akan menghasilkan kelahiran dengan tubuh yang menarik di kehidupan mendatang. Singkatnya, semua kondisi kehidupan yang menyenangkan diperoleh melalui karma positif  yang dikembangkan karena mengharapkan yang lain bahagia. Kondisi ini sendiri membawa sukacita dan kebahagiaan hidup. Selain itu, ia juga menjadi salah satu penyebab tercapainya nirwana dan kebuddhaan.

Bagaimana caranya? Untuk mencapai nirwana, kita harus mempraktikkan tiga latihan tertinggi6 yakni sila-moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Dari ketiga ini, latihan pertama sangat penting karena merupakan landasan untuk mengembangkan dua yang lainnya. Esensi dari praktik sila adalah menghindari semua tindakan yang merugikan orang lain. Jika kita menghargai orang lain lebih daripada diri kita sendiri, kita tidak akan merasa kesulitan dalam menjalankan sila ini. Batin kita akan tenang dan damai, yang merupakan kondisi yang mendukung praktik konsentrasi dan kebijaksanaan. Dilihat dari sisi lain, keinginan untuk mementingkan orang lain merupakan jalan mulia dan tepat untuk dijalankan. Dalam kehidupan ini, segala sesuatu kita peroleh karena adanya bantuan dari yang lain, baik secara langsung maupun tidak. Makanan yang kita beli dari penjual di pasar, pakaian yang kita kenakan dan rumah yang kita tinggali, semuanya ada berkat bantuan orang-orang lain, dan untuk mencapai tujuan hakiki yakni nirwana dan kebuddhaan, kita benar-benar tergantung pada pihak lain; tanpa mereka kita tidak dapat mempraktikkan meditasi cinta kasih, belas kasih, kebenaran mulia, dan juga tidak dapat mengembangkan pengalaman spritual.

Selain itu, pedoman-pedoman meditasi yang kita peroleh berasal dari Buddha berkat jasa semua makhluk. Buddha mengajarkan hanya untuk manfaat semua makhluk; jika tidak ada makhluk hidup, Buddha tidak akan mengajar. Oleh karena itu, dalam  Bodhicaryavatara, Shantideva mengulas hal ini dalam aspek kebajikan, kebajikan semua makhluk setara dengan Buddha. Terkadang, seseorang melakukan kekeliruan karena ia menghormat dan memuliakan Buddha, namun ia tidak suka kepada semua makhluk. Kita semestinya menghargai semua makhluk setinggi penghargaan kita kepada para Buddha.

Jika kita mencari keharmonisan dan kebahagiaan, kita akan menemukan bahwa penyebab kedua hal tersebut adalah kepedulian universal. Penyebab tidak bahagia dan tidak harmonis karena sikap mementingkan diri sendiri.

Pada suatu waktu Buddha adalah manusia biasa, seperti kita. Lalu, Beliau melepaskan ego yaitu sikap hanya mementingkan diri sendiri dan menukar sikap itu dengan cinta kasih universal lalu Beliau memasuki jalan Kebuddhaan. Karena kita masih terbelenggu dengan pikiran ingin mementingkan diri sendiri, kita masih terus tinggal di samsara, tidak memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Salah satu kisah Jataka - Riwayat kehidupan bodhisatwa sebelum menjadi mencapai kebuddhaan menceritakan kisah kelahiran bodhisatwa sebagai kura-kura besar yang menyelamatkan korban-korban kecelakaan kapal dan membawa mereka di atas punggung-nya menuju tepi pantai. Sesampai di pantai, kura-kura ini kelelahan, jatuh pingsan dan tertidur. Namun selama tidur, ia diserang ribuan semut. Ia sadar bahwa semut-semut itu menggigitnya, namun ia berpikir bahwa jika ia bergerak, maka ia akan membunuh banyak sekali hewan. Karena itu, ia tetap diam dan merelakan tubuhnya kepada semut-semut sebagai makanan. Ini merupakan praktik mendalam Buddha dalam memberi kebahagiaan bagi semua makhluk. Banyak sekali dalam  Kisah Jataka menceritakan hal yang serupa selama kehidupan bodhisatwa sebelum mencapai kebuddhaan. Beliau menunjukkan pentingnya untuk memiliki aspirasi untuk memberi kebahagiaan bagi yang lain. The Wish-Fulfilling – Fullfilling Tree7 berisi 108 kisah yang serupa.

Jadi, intinya adalah keinginan untuk mementingkan diri sendiri merupakan sebab dari semua pengalaman buruk dan keinginan mendahulukan kepentingan semua makhluk merupakan sebab dari semua kebahagiaan. Penderitaan dari alam kehidupan rendah dan tinggi, semua rintangan praktik spritual dan bahkan kebahagiaan nirwana semata, tanpa pencapaian kebuddhaan,  muncul karena keinginan untuk mementingkan diri sendiri, sementara semua kebahagiaan pada kehidupan saat ini dan mendatang muncul dari mendahulukan kepentingan pihak yang lain.

0 komentar:

PROFIL ADMIN

Profil Admin:

dharmavirya.blogspot.com
Motto : "Selalu Semangat, Belajar, dan Menjalankan Dhamma"

 Namo Buddhaya,. Namo Dharmaya,. Namo Sanghaya,. _/|\_

Salam sahabat,...
selamat datang di blog Dharma Virya.

Sebelum panjang x lebar x tinggi :) saya "admin" ingin menampakan diri untuk sahabat dimanapun,.

Nama       : Dharma Virya
TTL          : Tangerang, 07-08-90
Pekerjaan : Design di Star Property
Kegiatan   : Kuliah, Futsal, Lion & Liong Dance, dan Ngeblog.

Walaupun blog ini milik pribadi tapi blog ini bersifat universal. 
Di blog ini memiliki artikel-artikel Dhamma berdasarkan ceramah-ceramah, majalah buddhis, situs buddhis, dan e-book. Yang saya sajikan untuk sahabat, semoga sahabat dapat memahami makna dhamma.

Dhamma  artinya  kebenaran  nyata  yang  dibabarkan  Sang  Buddha,  yang berisikan petunjuk lengkap untuk mencapai kebahagiaan. Dhamma Sang Buddha  bukan  hanya  sesuai  untuk  para  bhikkhu, samanera,  maupun mereka  yang  tinggal  di  vihara  saja.  Dhamma  Sang  Buddha  juga  sangat bermanfaat untuk para perumah tangga yang tinggal dalam masyarakat luas.

Tak hanya berisikan religi semata, tapi juga saya sajikan special untuk sahabat. Tentang berbagai macam cerita, iptek, sains, pengetahuan alam, dan kejadian-kejadian di Dunia.
================================================================

Blog ini memiliki banyak kekurangan, maka dari itu saya ingin sahabat dimanupun memberikan kritik dan saran agar blog ini menjadi lebih baik,.

Jika sahabat memiliki cerita dalam bentuk word, pdf, dll. Sahabat boleh berbagi ke saya dan akan  diposting kedalam blog ini,. sedikit berdana, membahagiakan banyak orang itu luar biasa,.

kirimkan krtik & saran, dan cerita menarik sahabat ke E-Mail : dharmavirya@gmail.com
jangan lupa biodata yg lengkap,. ok sahabat,. :)

Selamat beraktifitas kawan-ku
sabbe satta bhavantu sukhitatta "Semoga semua makhluk berbahagia"