Sebuah cerita dari jaman kehidupan Buddha gotama, yang dikutip dalam buku "Dharma Ajaran Mulia Sang Buddha"
=============
Atula, seorang umat berkeluarga, bersama dengan teman-temannya pergi ke vihara untuk mendengar uraian dharma. Mereka menemui Bhikkhu Revata, memberi hormat dan duduk didekatnya mengharapkan Bhikkhu tersebut memberikan uraian dharma. Bhikku Revata adalah seorang Bhikkhu pemeditasi yang hidup menyendiri, sehingga tidak mengatakan sesuatu kepada mereka.
Merasa kecewa, mereka bangun dan datang kepada Bhikkhu Sariputta yang terkenai pandai dalam menerangkan dharma. Bhikkhu Sariputta dengan gembira, menyampaikan uraian yang panjang dan terinci tentang ajaran dharma. Namun hal tersebut tidak memuaskan Atula dan teman-temannya, karena mereka merasa uraian itu terlalu panjang dan menjemukan. Kemudian mereka datang kepada Bhikkhu Ananda, menceritakan alasan kedatangan mereka, dan bagaimana mereka tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan dari bhikkhu Revata dan bhikkhu Sariputta. Maka bhikkhu Ananda berusaha memenuhi keinginan mereka dengan memberikan uraian singkat dalam bahasa yang sederhana. Tetapi mereka merasa tidak puas, sehingga akhirnya mereka dtang untuk menyampaikan ketidak puasan mereka kepada Sang Buddha.
Kepada mereka Sang Buddha bersabda :
"Sepanjang sejarah telah telah menjadi kebiasaan orang untuk mencela orang lain. Orang yang tidak mengatakan sesuatu dicela, seperti juga orang yang terlalu berbicara banyak atau terlalu sedikit. Setiap orang akan dicela, ataupun dipuji. Aku sendiripun yang duduk dan berbicara dalam pertemuan, dicela oleh sebagain orang dan dipuji oleh sebagaian lainnya. Pujian dan celaan yang disampaikan secara dungu tidak perlu dipedulikan. Adalahpujian dan celaan yang berkenan dengan kebenaran seseorang yang perlu diperhatikan"
0 komentar:
Posting Komentar